Secara bahasa (etimologi ) hisab adalah perhitungan. Sedangkan secara Syar’i (terminologi)
adalah Alllah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya tentang amal-amal
mereka. Adanya hisab adalah benar menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: إِنَّ إِلَيۡنَآ إِيَابَہُمۡ (٢٥) ثُمَّ
إِنعَلَيۡنَا حِسَابَہُمSesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, (25) kemudian
sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. (26)(Q.S. Al-Ghaasyiyah: 25-26)
Di dalam shalatnya, Rasulullah saw. sering berdo’a : اَللَّهُمَّ حَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيْرَا“Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.” Kemudian
‘Aisyah r.a. bertanya tentang apa yang dimaksud dengan hisab yang mudah
? Rasulullah saw. menjawab: “Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya
kemudian Allah memafkannya begitu saja. Barang siapa yang dipersulit
hisabnya, maka ia akan binasa.”
Hisab Untuk Orang Mukmin, Kafir Dan Munafik
- Sifat hisab bagi seorang Mukmin, yaitu Allah menyendiri dengan hamba-Nya yang Mukmin dan memperlihatkan dosa-dosa hamba-Nya, hingga ketika ia merasa bahwa ia akan binasa, Allah berkata kepadanya: فَإنِّي قَدْ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ “Aku tutup bagimu dosamu di dunia dan Aku memgampuni dosa-dosamu hari ini.” maka diberikan kepadanya kitab kebaikannya.
- Adapun orang kafir dan munafiq, mereka dipanggil di hadapan seluruh makhluk, mereka adalah orang-orang yang berdusta atas nama Allah. Allah berfirman: وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ڪَذِبًاۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ يُعۡرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمۡ وَيَقُولُ ٱلۡأَشۡهَـٰدُ هَـٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَىٰ رَبِّهِمۡۚ أَلَا لَعۡنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّـٰلِمِينَ Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah [ditimpakan] atas orang-orang yang zalim.(Q.S. Hud: 18). Orang-orang kafir, mereka itu tidak dihisab sebagaimana dihisabnya orang yang dihitung kebaikan dan kejelekannya, karena sesungguhnya mereka itu (orang-orang kafir) tidak ada kebaikannya. Akan tetapi amal-amal mereka dihitung, lalu dibiarkan begitu saja dan mereka diadzab dengan sebab amalannya itu.
- Pada hari Kiamat, seluruh amalan baik orang kafir akan dijadikan seperti debu-debu yang beterbangan atau seperti fatamorgana dan tidak ada nilainya di sisi Allah. Firman Allah: (Q.S. Al-Furqan: 23; lihat juga Q.s. Ibrahim: 18 dan Q.S.An-Nur: 39). Untuk melihat ayat dan terjemahannya, klik Al-Qur'an Online
- Hisab itu dilakukan terhadap seluruh manusia dan ada diantara kaum Mukminin yang masuk surga tanpa dihisab. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.: “Tujuh puluh ribu orang akan masuk surga tanpa hisab. Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat dengan cara kay(pengobatan menggunakan sundutan besi panas), tidak meminta diruqyah, tidak bertahayyur dan hanya bertawakkal kepada Allah semata.”
Binatang Adalah Makhluk Yang Pertama Dihisab
1. Sesungguhnya makhluk yang pertama kali diadili oleh Allah
Ta’ala adalah binatang, bukan manusia ataupun jin. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا الْوُحُوْشُ حُشِرَتْ (5)
“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.” (QS.
At-Takwir: 5), yakni dikumpulkan di hari Kiamat untuk diadili.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيْرُ
بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ
شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ (38)
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga)
sepertimu. Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab kemudian
kepada Rabb-lah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’aam: 38)
2. Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan,
“Pada hari Kiamat kelak, seluruh binatang akan dikumpulkan, sedangkan manusia
menyaksikannya. Kemudian binatang-binatang itu diadili, sehingga binatang yang
tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang bertanduk yang telah
menanduknya di dunia. Setelah binatang tersebut diqishosh, Allah akan
mengubahnya menjadi tanah. Allah melakukannya untuk menegakkan keadilan di
antara makhluk-Nya.”
3. Hisabnya hewan ini disaksikan oleh para Malaikat,
orang-orang yang beriman dan juga orang-kafir. Setelah binatang diadili, Allah Ta’ala berfirman:
“Jadilah tanah!” Maka binatang-binatang itu berubah menjadi tanah. Tatkala
melihat hewan itu diubah menjadi tanah, orang-orang kafir itu mengatakan,
“Alangkah baiknya jika aku menjadi tanah.” Inilah salah satu makna firman Allah Ta’ala:
وَيَقُوْلُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
“Dan orang kafir itu berkata, “Alangkah baiknya sekiranya
aku menjadi tanah saja.” (QS. An-Naba: 40).
Hisab Untuk Bangsa Jin
Sesungguhnya jin juga akan dihisab karena mereka juga
dibebani syari’at. Mereka akan dihisab dan diberikan balasan atas amal mereka.
Oleh karena itu, jin yang kafir juga akan dimasukkan ke dalam Neraka. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
اُدْخُلُوْا فِيْ أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ
وَالإِنْسِ فِي النَّارِ (38)
“Masuklah kamu sekalian ke dalam Neraka bersama umat-umat
jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu.” (QS. Al-A’raaf:
38). Demikian pula sebaliknya, bangsa jin yang beriman juga akan
masuk ke dalam Surga dan merasakan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya.
Sumber : disini
Sumber gambar : disini
No comments:
Post a Comment