BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia hingga sekarang masih memegang predikat sebagai negara berkembang. Negara berkembang identik dengan banyaknya permasalahan yang ada terutama permasalahan penduduk negara itu sendiri yang masih belum bisa tuntas teratasi secara maksimal oleh pemerintah dan peran penduduk. Bertumpuknya masalah yang dipikul oleh Indonesia sekarang semakin bertambah dengan hadirnya virus corona (COVID-19). Munculnya virus corona di dunia ini diperkirakan sejak akhir bulan Agustus tahun 2019. Pertama kali muncul di Wuhan, China. Namun, China secara resmi melaporkan kepada WHO adanya virus corona pada 31 Desember 2019. Semua diluar dugaan, virus ini dengan cepat menyebar ke penjuru dunia hingga menjadikan wabah pandemi mematikan siapa saja yang terpapar. Virus corona (COVID-19) pertama kali masuk ke Indonesia sekitar awal bulan Maret tahun 2020. Dengan cepat virus ini menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia sendiri. Ancaman virus yang diilustrasikan berwana merah ini tidak bisa dianggap sebelah mata seakan meremehkan seperti penyakit biasa pada umumnya. Si kecil pencabut nyawa ini telah memakan banyak korban warga dunia, bayi hingga lansia menjadi santapannya. Seakan detik hidup berada digenggamannya.
Melihat situasi yang sangat mencekam, pemerintah Indonesia menutup akses masuk dari luar negeri baik wisata maupun barang. Tak hanya itu, dunia pendidikan juga terancam olehnya yang membuat pemerintah harus segera memberhentikan proses kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di ruang kelas. Pemerintah terpaksa harus berpikir cepat menghadapi situasi ini, yakni merubah sistem pembelajaran secara luring (offline) menjadi daring (online). Pembelajaran atau perkuliahan secara daring (online) ini dimulai terhitung sejak bulan Maret tahun 2020, hal ini juga tidak luput dari yang namanya permasalahan, terlebih bagi yang masih gagap internet. Mereka semua berusaha untuk mempercepat pemahaman penggunaan media untuk belajar. Sehingga tidak menutup kemungkinan pasti terdapat kelebihan dan kekurangan dalam menjalaninya.
Kelebihan dan kekurangan ini terutama yang dirasakan mahasiswa pastinya memiliki faktor kesempatan yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat tujuan dan pencapaian untuk mewujudkan cita-cita yang telah tertulis dalam hati serta pikiran. Namun, adanya kesempatan yang didapatkan setiap mahasiswa, terselip hambatan-hambatan dalam belajar secara daring (online) yang sangat membumbui perjalanan mencapai titik puncak kesuksesan nantinya. Sehingga semua hal ini bisa diperkirakan menggunakan presentase dari model perkuliahan yang digunakan para dosen kepada mahasiswa, dengan begitu mahasiswa bisa mengetahui cara mana yang tepat dan seharusnya dikembangkan untuk keberlangsungan dalam menjalani perkuliahan secara daring (online).
B. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. Apa saja faktor kekuatan dan kelebihan yang dialami mahasiswa?
2. Faktor kelemahan dan kekurangan apa saja yang dialami mahasiswa?
3. Apa ada faktor kesempatan yang didapatkan mahasiswa?
4. Apakah terdapat hambatan eksternal yang dirasakan mahasiswa?
5. Bagaimana presentase model perkuliahan yang diberikan dosen?
C. Tujuan
Adapun tujuannya dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui faktor kekuatan dan kelebihan yang dialami mahasiswa.
2. Untuk mengetahui faktor kelemahan dan kekurangan yang dialami mahasiswa.
3. Untuk mengetahui faktor kesempatan yang didapatkan mahasiswa.
4. Untuk mengetahui hambatan eksternal yang dirasakan mahasiswa.
5. Untuk mengetahui presentase model perkuliahan yang diberikan dosen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Kekuatan dan Kelebihan yang Dialami Mahasiswa
Selama kegiatan perkuliahan daring (online), tidak menutup kemungkinan para mahasiswa merasakan kekuatan dan kelebihan yang dialaminya termasuk penulis sendiri. Dengan demikian, penulis memaparkan mengenai beberapa faktor kekuatan dan kelebihan yang dialami khususnya para mahasiswa, diantaranya yakni:
1. Kreativitas, merupakan kemampuan seseorang menemukan dan menciptakan hal baru bagi dirinya maupun orang lain. Mengenai hal ini, mahasiswa didorong untuk menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas para mahasiswa di kala pandemi sekarang yang dituntut serba daring (online), seperti:
a. Mahasiswa berusaha untuk mengembangkan ilmu yang di dapat dari belajar daring karena ilmu yang diberikan para pengajar hanya sedikit dan sangat minim hingga terkadang sulit untuk dipahami oleh sebagian mahasiswa. Oleh sebab itu, sebagian mahasiswa lainnya yang mengerti dengan bahasan tersebut mau tidak mau mengajarkan kepada teman seperjuangan sarjananya dengan berbagai cara, melalui belajar bersama melalui daring atau menggunakan media percontohan lain sebagai penerapan dari materi yang dosen sampaikan hingga mereka paham terhadap meteri pembelajaran.
b. Mahasiswa seperti dituntut/diwajibkan belajar secara otodidak karena masih banyak dosen yang melangsungkan perkuliahan daring (online) hanya melalui pemberian tugas disetiap pertemuan, tetapi bahan/materi sangat sedikit sekali dan terkadang tidak diberikan sama sekali.
c. Mahasiswa bisa dekat dengan masyarakat sekitar, karena kelebihan dari perkuliahan daring (online) sebagian bisa ditinggalkan dan bisa belajar kapan saja melalui video atau materi yang sudah disiapkan. Kedekatan sosial ini berupa saling tolong-menolong baik berupa bantuan sosial seperti keuangan, makanan, kesehatan, dan lainnya.
d. Mahasiswa bisa mempraktikkan pembelajaran selama perkuliahan kepada masyarakat sekitar, seperti mengajarkan kepada para siswa yang kesulitan belajar, membuka kursus kecil-kecilan, dan sebagainya.
e. Mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat seperti membuat masker sebagai amanah dari kepala daerah atau kepala desa setempat, penyuluhan untuk menjaga kebersihan, dan lain-lain agar mahasiswa dan juga masyarakat tetap bisa berkegiatan walaupun ketika pandemi.
Sebenarnya masih banyak lagi yang lainnya, tetapi itulah yang sering terjadi di kehidupan sekarang, yang awalnya tidak bisa mengekspresikan kekreativitasannya maka sekarang dituntut harus bisa, dengan begitu para mahasiswa bisa menjadi orang yang terpandang dimata masyarakat. Hal ini disebabkan karena masyarakat menganggap mahasiswa bukan hanya sekedar orang yang hanya memahami teori dan praktik di kampus, tetapi mahasiswa juga peduli dan menjadi bagian dari masyarakat tersebut selain pada saat program kuliah kerja nyata (KKN). Dengan demikian masyarakat senang karena telah memahami apa kehendaknya dan mahasiswa juga bisa mengetahui apa saja kebutuhan yang bisa di wujudkan walaupun sedang menjalani perkuliahan secara daring (online).
2. Motivasi, ialah diartikan dengan istilah dorongan atau daya penggerak., yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu. Mahasiswa seakan berubah dan menguatkan motivasi dalam belajarnya untuk mencapai tujuan awal yaitu menjadi seorang sarjana dan sukses dikemudian hari. Motivasi mahasiswa disaat pandemi yakni:
a. Peran orang tua tidak lepas dalam memberikan suguhan motivasi dan nasihat kepada anaknya yang masih berada pada jenjang perkuliahan, sehingga mahasiswa merasa kasih sayang dan perhatian orang tua semakin meningkat sehingga membangkitkan gairah dalam menuntut ilmu.
b. Masyarakat sekitar juga menjadi motivasi mahasiswa dalam menjalani perkuliahan daring (online), karena kita bisa memahami keadaan mereka serta memberi motivasi kepada kita untuk selalu menuntut ilmu dan memberikan atau mempraktikkannya kepada mereka, ibarat kata sebagai penerus generasi yang sangat di banggakan dan sangat diharapkan untuk memajukan agama serta bangsa. Sehingga mahasiswa menjadi kuat tekadnya untuk mencapai kesuksesan baik dunia maupun akhirat.
c. Memotivasi diri sendiri melalui tulisan atau poster yang ketika kita membacanya kita akan termotivasi dan ingat pada tujuan yang akan dicapai walaupun sederhana dan bentuk lainnya, serta adanya teman seperjuangan yang sama-sama saling memotivasi untuk bisa menyelesaikan perkuliahan dan menggapai kesuksesan setelahnya mejadikan penguat diri dalam menghadapi semua tugas yang diberikan oleh dosen.
Dan motivasi lainnya yang muncul pada dalam diri mahasiswa sendiri maupun dari luar dirinya. Hal ini merupakan kelebihan tersendiri bagi mahasiswa karena menjadikan pribadi yang lebih percaya diri dan percaya kesuksesan akan berpihak padanya.
3. Semangat, berarti kemauan atau gairah untuk bekerja keras mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Semangat tidak pernah lepas dari motivasi, mereka harus saling bekerjasama dalam diri manusia karena tanpa salah satunya maka akan tetap mencapai apa yang diinginkan, tetapi hasilnya belum tentu sesuai dan terkadang akan berhenti sebelum terwujud walaupun hanya satu langkah lagi menuju kesuksesan. Semangat juga merupakan faktor kekuatan dan kelebihan yang dialami mahasiswa, seperti:
a. Mahasiswa akan mewujudkan cita-citanya berdasar dorongan motivasi yang akan menumbuhkan tingkah laku yang semakin bergairah sehingga semangat dalam menghadapi rintangan yang menghadang terutama masa pandemi virus corona, hingga mencapai kesusksesan.
b. Semangat menuntut ilmu lebih selain perkuliahan seperti berorganisasi dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat akan menumbuhkan pengalaman dalam diri untuk menjadi pribadi yang berpikir dan bersikap dewasa.
Semangat akan muncul kurang lebih sama dengan motivasi yakni dari pengaruh dalam diri sendiri maupun dari luar diri seperti keluarga, teman, dan lainnya.
4. Hubungan dengan teman, merupakan hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan, afeksi serta perasaan. Diantaranya yang dialami mahasiswa, yakni:
a. Walaupun perkuliahan secara daring (online), pertemanan tetap bisa terjalin terlebih saling bertukar pendapat dan juga saling memberikan ilmu satu sama lain untuk memecahkan masalah perkuliahan yang dihadapi.
b. Hubungan pertemanan bertambah, tidak sebatas dunia nyata, tetapi dunia maya juga sehingga semakin banyak menjalin relasi semakin banyak ilmu yang didapat dan diberikan kepada orang lain.
Masih banyak lagi yang lainnya berkenaan dengan hubungan dengan teman. Tanpa teman kita tidak bisa melakukan apa-apa karena kodrat manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.
5. Keterampilan penggunaan internet, mahasiswa dan dosen dituntut untuk up to date terlebih penggunaan media dalam pembelajaran daring (online), seperti:
a. Setiap orang sebelum pandemi menggunakan whatsapp, telegram, dan lainnya hanya sebagai media komunikasi saja, tetapi saat pandemi berubah menjadi media untuk perkuliahan pengganti interaksi di kelas. Begitu pula dengan media sosial youtube.
b. Mahasiswa belajar sendiri dalam beradaptasi dengan aplikasi atau media pembelajaran baru, hal ini disebabkan karena sebagian dosen juga minim tutorial penggunaan media pembelajaran berbasis internet, seperti google classroom, google meet, zoom, dan lainnya.
Sebenarnya masih banyak lagi terkait hal ini. Para mahasiswa dan dosen yang dulu gagap internet, saat sekarang tidak lagi. Dosen atau mahasiswa yang dulu selalu bergantung pada buku di perpustakan sekarang bisa hanya melalui penulusuran di google, memberikan ilmu melalui blog, dan sebagainya.
6. Tanggung jawab, merupakan kesadaran seseorang akan perbuatan atau tingkah laku baik sengaja maupun tidak mengenai seluruh aspek dalam kehidupan terutama dalam perkuliahan, diantaranya yang dialami mahasiswa yakni:
a. Mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua tugas yang diberikan dosen dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan serta menyerahkan hasilnya.
b. Mahasiswa haruslah berpikir kritis karena sulitnya memahami pelajaran secara sepihak saja dan bisa mempertanggung jawabkan argumen yang di dapat, baik melalui buku maupun pengalaman seseorang.
Dan masih banyak lagi tanggung jawab lainnya yang menjadi faktor kekuatan dan kelebihan para mahasiswa di masa pandemi virus corona yang melanda.
7. Kemandirian, adalah kemanpuan dan kesanggupan seseorang untuk berinisiatif dan bertanggung jawab serta memecahkan masalah sendiri yang telah dihadapi tanpa mengharap atau selalu bergantung kepada orang lain. Yang dirasakan mahasiswa, seperti:
a. Kemandirian mahasiswa untuk mempelajari kembali disetiap mata kuliah yang diambil.
b. Kemandirian mahasiswa untuk belajar menggunakan aplikasi baru dalalm perkuliahan.
c. Mahasiswa berusaha memecahkan masalahnya sendiri dalam hal apapun.
Dan masih banyak lagi hal yang berusaha dipecahkan sendiri oleh mahasiswa, karena banyak dosen yang sibuk sehingga mahasiswa sulit untuk konsultasi, orang tua yang pendidikan rendah juga tidak mengerti bagaimana pemecahan masalah yang dihadapi anak kuliahan.
B. Faktor Kelemahan dan Kekurangan yang Dialami Mahasiswa
Mahasiswa selalu mengalami kelebihan dan juga kekurangan terhadap kegiatan perkuliahan daring (online), hal ini juga dialami oleh penulis. Begitulah resiko yang harus dihadapi agar bisa mencapai kesuksesan. Dengan begitu, penulis menjabarkan terhkait beberapa faktor kelemahan dan kekurangan yang dialami para mahasiswa, diantaranya:
1. Adaptasi model perkuliahan yang baru, merupakan hal yang harus dijalani mahasiswa berupa mengatasi tekanan lingkungan disekitarnya terutama pada perkuliahan, yakni:
a. Membiasakan belajar menggunakan media internet yang mungkin saja sulit untuk menjalankan aplikasi tersebut.
b. Berlomba memahami sebuah media pembelajaran baru, jika tidak maka mahasiswa akan mengalami keterlambatan dalam menjalani perkuliahan daring (online).
c. Berbagi waktu untuk memahami tugas perkuliahan dan juga tugas untuk membantu orang tua yang selalu menjadi permasalahan karena dianggap hanya bermain seharian dengan gawai bukan sungguh-sungguh belajar.
Dan masih banyak lagi hal lainnya yang menjadi adaptasi model perkuliahan yang baru masuk pada faktor kelemahan dan kekurangan yang dialami para mahasiswa.
2. Perangkat untuk online, adalah peralatan atau media yang digunakan untuk menjalani perkuliahan secara daring. Jika lebih spesifik perangkat untuk online ini ada dua dan merupakan faktor kelemahan dan kekurangan yang dialami para mahasiswa, yakni:
a. Dari segi perangkat keras, media yang harus disiapkan ialah gawai dan laptop, tetapi tidak semua mahasiswa memilikinya dan terkadang masih banyak dosen yang tidak toleransi terhadap kekurangan mahasiswa akan fasilitas belajar yang dimiliki. Mungkin inilah yang sangat memberatkan mahasiswa dalam menuntut ilmu selama masa pandemi.
b. Dari segi perangkat lunak harus banyak mendownload berbagai macam aplikasi untuk belajar dan terkadang memori gawai cepat penuh hingga aplikasi gagal untuk dijalankan.
Dan masih banyak lainya yang menjadi kelemahan dan kekurangan para mahasiswa dalam hal perangkat untuk melaksanakan perkuliahan daring (online).
4. Banyaknya tugas, hal ini menjadi beban bagi sebagian mahasiswa terlebih bagi mereka yang lambat dalam memahami pembelajaran sehingga mereka akan menunda pekerjaan untuk menyelesaikan semua tugas yang tidak pernah habis hingga semester berakhir. Kebanyakan dosen memberi tugas tanpa memberikan materi pembelajaran, sehingga mahasiswa menjadi tidak mengerti terhadap mata kuliah yang dipelajari.
C. Faktor Kesempatan yang Didapatkan Mahasiswa
Selain kelebihan dan kekurangan yang dialami mahasiswa, terselip kesempatan yang akan didapatkan mahasiswa dalam perkuliahan daring (online), hal ini juga dirasakan oleh penulis sendiri. Faktor tersebut antara lain:
1. Fleksibilitas waktu perkuliahan, hal ini berarti waktu yang tidak sesuai jadwal atau tidak teratur. Fleksibilitas waktu ini bisa menjadi kesempatan para mahasiswa terlebih pada masa menjalani perkuliahan daring (online). Seperti menjalani perkuliahan sambil membantu orang tua di rumah. Menjalani perkuliahan dengan menjalani bisnis, bisa belajar duluan atau dalam keadaan apapun dan dimana saja tempatnya, dan lain sebagainya.
2. Meningkatkan wawasan dalam mendalami materi secara mandiri, hal ini menjadikan kesempatan mahasiswa untuk bisa berpikir kritis dan mengemukakan pendapat. Dengan ilmu yang diterima selain dari perkuliahan juga membuat banyaknya argumen yang terkumpul dan memperkaya ilmu dalam dirinya. Banyaknya ilmu maka sebaiknya memberikan dan mengajarkan kepada yang belum paham agar mendapat pahala serta sukses dunia dan akhirat.
3. Meniadakan biaya transportasi ke kampus, hal ini menjadikan mahasiswa berpribadi hemat dan uangnya bisa ditabung untuk simpanan kedepannya ketika waktu mendesak, terlebih untuk persiapan wisuda nantinya, danlain sebagainya.
4. Meniadakan biaya kos/kontrakan, mahasiswa menjadi sedikit pengeluaran perbulannya sehingga mahasiswa dan juga orang tuanya tidak merasa kebertan menghadapi hingga lulus perkuliahan.
D. Hambatan Eksternal yang Dirasakan Mahasiswa
Dari semua faktor-faktor yang dipaparkan tersebut, kurang lebih juga dirasakan oleh penulis sebagai bagian dari mahasiswa. Sulit rasanya untuk dihindari yang namanya hambatan eksternal pada saat menjalani perkuliahan daring (online). Hambatan tersebut yakni:
1. Jaringan/sinyal di daerah, merupakan kendala yang selalu diperbincangkan, terlebih para mahasiswa yang sedang melangsungkan pembelajaran daring (online). Tidak hanya di kampung, di kota pun juga sulit mencari jaringan/sinyal yang bagus. Terutama pada saat hujan melanda dan juga pemadaman listrik. Ditambah tidak ada toleransi dari dosen yang membuat mahasiswa seakan muak jika terjadi terus-menerus.
2. Situasi dan kondisi tempat yang berisik, hal ini menjadi ancaman dari sebagian dosen bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. Sebagian besar dosen melarang mengikuti jika di tempat mahasiswa tersebut berisik dan walaupun hanya suara angin itu juga dipermasalahkan dan dosen mengancam dengan memberikan alpa pada absensi mahasiswa yang terkait tersebut. Padahal di tempat dosen tersebut juga serupa keadaannya, tetapi mahasiswa seakan tidak memiliki hak sepenuhnya, sehingga menyulitkan untuk mencari tempat yang sesuai aturan dosen tersebut.
3. Gawai/laptop dan aplikasi yang delay, merupakan permasalahan yang terbilang sulit dipecahkan terlebih ketika sedang melangsungkan perkuliahan daring (online). Gawai/laptop lelah menyandang semuanya seharian hingga mereka seakan demam tinggi dan parahnya tiba-tiba mati dengan sendirinya atau tidak bisa digunakan untuk beberapa waktu. Hal ini mengakibatkan mahasiswa menjadi jengkel karena ketertinggalan saat menjalani kuliah dan ketika melapor kepada dosen, beliau seakan tidak percaya sehingga kembali mendapatkan ancaman.
Itulah yang menjadi hambatan termasuk kedalam hal utama yang mengancam mahasiswa. Masih banyak lagi sebenarnya hambatan yang terjadi dari segi eksternal, terlebih lagi hambatan internal yang terkadang jika mahasiswa tidak tahan lagi maka akan stres berkepanjangan.
E. Presentase Model Perkuliahan yang Diberikan Dosen
Adapun presentase model perkuliahan yang diberikan dosen kepada mahasiswa selama pembelajaran daring (online), yaitu:
1. Dosen yang menggunakan metode teleconference saja kira-kira sekitar 20%.
2. Dosen yang menggunakan metode teleconference dan pemberian tugas kira-kira sekitar 20%.
4. Dosen yang menggunakan metode video (misal: youtube/share video) dan tugas kira-kira sekitar 40%.
5. Dosen yang menggunakan metode audio (misal: podcast atau share file audio) saja kira-kira sekitar 55%.
6. Dosen yang menggunakan metode audio (misal: podcast atau share file audio ) dan tugas kira-kira sekitar 60%.
8. Dosen yang menggunakan metode materi bentuk bacaan dan gambar, disertai tugas kira-kira sekitar 90%.
9. Dosen yang menggunakan metode pemberian tugas saja kira-kira sekitar 40%.
Dengan demikian, metode yang paling banyak digunakan dosen dalam kegiatan pembelajaran daring (online) kepada mahasiswa berdasar presentase diatas yakni metode materi bentuk bacaan dan gambar, disertai tugas. Tetapi metode ini tidaklah dapat dipastikan semua mahasiswa akan memahaminya, karena tidak semua mahasiswa metode belajarnya dengan membaca teks terus-menerus, sehingga tidak menutup kemungkinan mahasiswa seperti menjalani perkuliahan yang sia-sia. Sedangkan metode yang menurut penulis paling bisa diikuti ialah youtube/share video dan tugas, karena selain video yang memaparkan penjelasan dan juga sekaligus materi teks pada video tersebut, video ini juga bisa didownload dan dapat berulang-ulang dipelajari, adanya tugas juga membuat mahasiswa bisa langsung mempraktikkan teori yang sudah disampaikan. Metode ini tidaklah jauh berbeda dibandingkan belajar dikelas, dan menjadikan waktu yang fleksibel. Dengan begitu mahasiswa bisa memahami lebih lanjut dan akan menambahkan ilmu yang di dapat melalui buku, e-book, maupun pengalaman dari kenyataan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Adanya virus corona (COVID-19), pemerintah Indonesia memutuskan untuk melangsungkan pembelajaran atau perkuliahan secara daring (online). Model belajar ini dimulai sejak bulan Maret tahun 2020. Dalam hal ini pastilah terdapat pengalaman baik maupun buruk yang didapatkan mahasiswa oleh dosen yang mengajar selama pembelajaran atau perkuliahan secara daring (online).
Faktor kekuatan dan kelebihan yang dialami mahasiswa, yakni: kreatifitas, motivasi, semangat, hubungan dengan teman, keterampilan penggunaan internet, tanggung jawab, kemandirian dan lainnya. Adapun untuk faktor kelemahan dan kekurangan terutama yang dialami mahasiswa selama perkuliahan secara daring (online), yaitu: adaptasi model perkuliahan yang baru, perangkat untuk online, kuota internet, banyaknya tugas dan sebagainya. Dari kedua faktor tersebut, terdapat faktor kesempatan yang didapatkan mahasiswa, berupa: fleksibilitas waktu perkuliahan, meningkatkan wawasan dalam mendalami materi secara mandiri, meniadakan biaya transportasi ke kampus, meniadakan biaya kos/kontrakan, dam masih banyak lagi kesempatan yang bisa didapatkan oleh mahasiswa.
Semua faktor yang dialami dan didapatkan mahasiswa tadi tidak lepas dari adanya hambatan yang seakan mengancam, yakni: Jaringan/sinyal di daerah, Situasi dan kondisi tempat yang berisik, Gawai/laptop dan aplikasi yang delay, serta yang lainnya, tetapi hal ini yang menjadi garis besar hambatan selama perkuliahan secara daring (online), terlebih banyaknya sebagian dosen yang tidak percaya pada pernyataan mahasiswa bahkan tidak sama sekali memberikan toleransi.
Dengan demikian, didapatkan hasil presentase terhadap model atau metode yang penulis paparkan paling bisa diikuti selama perkuliahan secara daring (online) ialah youtube/share video dan tugas, karena selain video penjelasan sekaligus materi teks pada video tersebut, video juga bisa didownload dan dapat berulang-ulang dipelajari, adanya tugas juga membuat mahasiswa bisa langsung mempraktikkan teori yang sudah disampaikan.
B. Saran
1. Mahasiswa harus optimis dan bersungguh-sungguhlah dalam menjalani perkuliahan sampai akhir walaupun pandemi menghalangi aktivitas perkuliahan secara luring (offline).
No comments:
Post a Comment